Rabu, 20 Juli 2011

Poetry Hujan: Dalam Pelukan Hujan

Senja itu, titik-titik air beramai-ramai turun ke bumi..
Dengan lincah mereka mendekap semesta..
Kupandangi hujan yang semakin bebas berjatuhan..
Seakan mereka berlomba-lomba untuk menjadi yang tercepat..
Seketika mozaik kelam itu hadir menusuk kalbu..
Mengundang pilu yang semakin mencekikku..
Aku rapuh..

Ku langkahkan kaki menerobos masuk dalam tangisan langit..
Mencoba berbagi rasa dan kepedihan yang ku punya..
Karna dalam tangismu,
Dunia takkan menemukan aliran air yang menggenangi sudut gelap hati..



Puisi ini diikutsertakan pada Kuis “Poetry Hujan” yang diselenggarakan oleh Bang Aswi dan Puteri Amirillis

4 komentar:

  1. Semoga pedihnya terbilas oleh hujan yaaa...

    BalasHapus
  2. terimakasih atas partisipasi sahabat dalam kuis poetry hujan..^^

    *deru hujan..ingin menjadi terdahulu..siapakah?

    BalasHapus
  3. sama-sama mba putri.. ^_^
    hmmmm... siapa pun itu mba, yg terdahulu pasti akan menjadi yg terbaik..
    wheheee..

    BalasHapus

  • Blockquote

    Bertutur dengan kata yang baik, berpikirlah dengan niat yang baik dan melakukan perbuatan baik

  • Duis non justo nec auge

    Kesuksesan adalah pengoptimalan suatu kelebihan, kegagalan adalah akumulasi dari segala kekurangan

  • Duis non justo nec auge

    Jangan menganggap remeh diri sendiri, karena setiap orang memiliki kemungkinan yang tak terhingga

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Kasih sayang tidak dapat dengan memohon pada orang lain, melainkan diperoleh dari sumbangsih yang diberikan. Musuh terbesar kita bukanlah orang lain, melainkan diri kita sendiri