Dengan lincah mereka mendekap semesta..
Kupandangi hujan yang semakin bebas berjatuhan..
Seakan mereka berlomba-lomba untuk menjadi yang tercepat..
Seketika mozaik kelam itu hadir menusuk kalbu..
Mengundang pilu yang semakin mencekikku..
Aku rapuh..
Ku langkahkan kaki menerobos masuk dalam tangisan langit..
Mencoba berbagi rasa dan kepedihan yang ku punya..
Karna dalam tangismu,
Dunia takkan menemukan aliran air yang menggenangi sudut gelap hati..
Puisi ini diikutsertakan pada Kuis “Poetry Hujan” yang diselenggarakan oleh Bang Aswi dan Puteri Amirillis
Semoga pedihnya terbilas oleh hujan yaaa...
BalasHapusaamiin..
BalasHapusmakasih.. :-)
terimakasih atas partisipasi sahabat dalam kuis poetry hujan..^^
BalasHapus*deru hujan..ingin menjadi terdahulu..siapakah?
sama-sama mba putri.. ^_^
BalasHapushmmmm... siapa pun itu mba, yg terdahulu pasti akan menjadi yg terbaik..
wheheee..